Istri Muntaha (35) yang merupakan warga Dusun Kadungdung, Desa Kertagena Laok, Kecamatan Kadur, ini tidak mengira kalau anaknya yang ketiga ini terlahir cacat.
Ditemui Kompas.com di rumahnya, Jumat (13/7/2012), Mailah terlihat tegar. Dia menceritakan awal kehamilan hingga melahirkan sang jabang bayi. "Saya rajin periksa ke bidan, makan sayuran dan makan nasi seperti halnya yang saya lakukan saat mengandung anak pertama dan kedua," kata Mailah lirih.
Hingga menjelang kelahiran, Mailah masih tidak merasakan adanya kelainan terhadap bayi yang dikandungnya. "Kata bidan, bayi saya sehat," imbuhnya. Saat tiba hari melahirkan, Mailah mengalami kesulitan hingga akhirnya dilarikan ke rumah sakit untuk menjalani bedah.
"Saya khawatir seperti anak pertama yang meninggal dalam kandungan saat proses melahirkan. Makanya, saya putuskan untuk operasi menggunakan Jamkesmas," kata Muntaha, suami Mailah.
Operasi caesar berjalan lancar dan bayi selamat. Namun, perawat rumah sakit masih merahasiakan kondisi tubuh bayi yang cacat itu. Alasannya, ibu bayi takut shock dan bisa menyebabkan pendarahan. "Saya baru tahu setelah tiga hari di rumah sakit. Pertama, saya diberitahui suami kalau anak saya cacat," ungkap Mailah.
Muntaha sendiri jauh-jauh hari sudah memiliki firasat kurang baik terkait kelahiran anaknya itu. "Lima bulan sebelum melahirkan, saya bermimpi menangkap seekor hewan mirip kucing, tetapi tidak ada kaki dan tangannya. Yang ada hanya kepalanya saja," tutur Muntaha.
Sejak mimpi itu datang, Muntaha selalu berhati-hati dalam menjalankan pekerjaannya. Sebab, ada kepercayaan yang dia yakini, kalau orang tuanya melakukan hal-hal yang kurang baik, akan berdampak kepada bayi yang dikandung. Pria yang juga bekerja serabutan ini menambahkan, mimpi itu tidak diceritakan kepada istrinya. Sebab, dia khawatir istrinya akan berpikir hal-hal yang negatif. "Ternyata mimpi itu ada kaitannya dengan kondisi anak saya," ucapnya lirih.
Meskipun terlahir dalam keadaan cacat, bayi laki-laki seberat 2,5 kilogram itu tetap akan dirawat hingga dewasa. "Karena ini adalah darah daging saya sendiri dan amanat kepada kami berdua, maka kami akan merawatnya hingga dewasa," kata Muntaha.
sumber